Saturday 10 October 2015

Informasi Pendidikan


Butuh Sistem Pembelajaran Modern


Beritapagi

Kamis, 8 Oktober 2015



Palembang, BP


Kualitas pendidikan Indonesia salah satunya ditentukan oleh pengajar atau guru. Oleh sebab itu, tenaga pendidik membutuhkan inovasi metode pembelajaran kreatif dan modern supaya mampu menarik minat belajar siswa.

Pembelajaran yang efektif bisa menampilkan informasi, data atau ilmu pengetahuan dengan konsep visual yang terdiri dari teks dan gambar ilustrasi,” ujar Digital Media Development Manager Binus University, Danu Widhyatmoko, Rabu (7/10).

Cara-cara menyampaikan informasi dengan infografis disampaikan Danu secara interaktif melalui suatu lokakarya dengan peserta para guru SMA.

Selain itu, pada acara bertajuk ‘Knowledge is Great: Memperlengkapi Pendidik untuk Kecakapan Abad ke-21’ itu hadir juga pakar pemanfaatan inovasi dan teknologi dari imagine Education-UK, Dr Baldev Singh sebagai pengisi seminar.

Binus University bekerja sama dengan Kedutaan Besar Inggris melalui Chevening Alumni Programme (CAP) Fund 2015 menyelenggarakan lokakarya dan seminar bagi guru, dosen, dan mahasiswa yang bertujuan meningkatkan pendidikan di Indonesia.

“Melalui kolaborasi yang harmonis, antara Binus dan Kedutaan Besar Inggris, saya berharap kegiatan Cap Fund ini mampu memperlengkapi guru dan pendidik dengan wawasan dan pengalaman yang berharga mengenai tren terkini di pendidikan dan pengajaran,” tandas Rektor Binus University, Harjanto Prabowo. (adk, BP:15)



Pusat Penelitian Terbanyak


Beritapagi

Kamis, 8 Oktober 2015



Palembang, BP


INDONESIA memiliki pusat penelitian pendidikan terbanyak di Asia Tenggara, klaim Kepala Komunikasi dan Kemitraan Southeast Asian Minister of Education Organization (SEAMEO) Fuad Hasan di Jakarta, Rabu.

Fuad menyebutkan Indonesia memiliki enam pusat penelitian, sedangkan Thailand punya lima, bahkan Singapura hanya satu.

Keenam pusat penelitian itu, kata Fuad, pada bidang biologi tropis (SEAMEO BIOTROP), pendidikan jarak jauh (SEAMOLEC), pangan dan gizi (SEAMEO RECFON), serta tiga pusat penelitian pendidikan guru Bahasa, matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (SEAMEO QITEP, in Language, QITEP in Mathematics, dan QITEP in science).

Ia menjelaskan keenamnya adalah hasil inisiasi para Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan bekerja sama dengan para ahli dari Asia Tenggara.

Wakil Direktur untuk Manajemen Sumber Daya Manusia SEAMEO REFCON Miranti Martin mengatakan, SEAMEO ditujukan untuk mempromosikan kerja sama pendidikan, sains, dan budaya di Asia Tenggara melalui jaringan, kemitraan, dan forum antara pembuat kebijakan dan para ahli, serta promosi pengembangan sumber daya manusia yang berkelanjutan.

“Dalam kurun waktu ini, SEAMEO telah memberikan banyak kontribusi bagi perkembangan pendidikan di negara Asia Tenggara. Melalui perayaan ini, kami ingin memperkenalkan dan menunjukkan pencapaian dan kontribusi dari keikutsertaan Indonesia di SEAMEO selama 50 tahun terakhir,” kata Miranti. (adk, BP:15)



Dosen Jangan Hanya Mengajar


Beritapagi

Kamis, 8 Oktober 2015



Jakarta, BP


Saat ini tugas dosen bukan hanya mengajar mahasiswa di kampus. Namun, mereka juga diharapkan bisa menjadi ilmuwan atau peneliti yang baik. Melalui bidang itu, para dosen diharapkan bisa memiliki peningkatan dalam teknologi dan dapat mengaplikasikannya untuk mengatasi masalah manusia. Assessor Jurnal Direktoral Perguruan Tinggi (DIK-TI), Profesor Ir Wasmen Manalu, Ph.D, mengungkapkan bila seorang peneliti harus memiliki tanggung jawab untuk bisa memublikasikan jurnal mereka ke ranah public.

“Seorang ilmuwan yang bertanggung jawab juga harus melakukan penelitian dan memublikasikan temuannya ke ranah publik. Berkaitan dengan itu, media yang diakui secara resmi adalah jurnal ilmiah. Untuk itulah, memublikasikan hasil temuan adalah hal yang wajib dilakukan oleh seluruh dosen,” ungkapnya, seperti dikutip dari laman resmi Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rabu (7/10).

Profesor Wasmen mengimbuhkan, tugas seorang ilmuwan tidak hanya menumpuk penelitiannya. Namun, memiliki kewajiban untuk memublikasikannya.

“Tugas seorang peneliti yaitu untuk membaktikan diri pada pencarian kebenaran ilmiah untuk memajukan ilmu pengetahuan, menemukan teknologi, dan menghasilkan inovasi, dan menghasilkan inovasi bagi peningkatan keberadaan dan kesejahteraan manusia,” imbuhnya.

Saat ini jumlah peneliti di Indonesia masih tergolong sedikit. Di kawasan Asia saja, Indonesia menempati posisi 11, sedangkan di dunia menampatkan peringkat 54. (cit, BP:15)

4 comments: